Baso, Jumat 25 Juli 2025 – Dalam suasana khidmat dan penuh harap, keluarga besar SMA Negeri 1 Baso melaksanakan Sholat Istisqa pada Jumat pagi, 25 Juli 2025. Kegiatan ini dimulai pukul 07.30 WIB dan berlangsung hingga 08.30 WIB, bertempat di lapangan utama sekolah, yang terbuka luas dan telah dipersiapkan sejak pagi. Sholat dipimpin oleh Ustadz Maldison, S.Ag, seorang ulama sekaligus pengajar agama di Madrasah Diniyah Pasia, Kabupaten Agam.
Sholat Istisqa merupakan salah satu sunnah Nabi Muhammad SAW yang dilakukan ketika terjadi kekeringan dan umat membutuhkan hujan. Dalam beberapa minggu terakhir, wilayah Baso dan sekitarnya mengalami musim kemarau berkepanjangan, berdampak pada lahan pertanian dan pasokan air bersih masyarakat. SMA Negeri 1 Baso mengambil inisiatif spiritual ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi tersebut.

Khutbah Penuh Makna dari Ustadz Maldison, S.Ag
Pelaksanaan Sholat Istisqa berjalan dengan lancar dan tertib. Ustadz Maldison, S.Ag, yang sehari-hari mengajar di Diniyah Pasia, tampil sebagai imam sekaligus khatib. Dengan suara yang tenang namun penuh semangat, beliau membimbing jamaah menjalankan dua rakaat sholat sunnah tersebut.
Dalam khutbahnya, beliau menyampaikan pesan-pesan religius dan sosial. Beliau mengingatkan pentingnya introspeksi diri dan taubat kolektif sebagai bentuk penghambaan kepada Allah SWT.
“Kekeringan bukan hanya peristiwa alam biasa. Bisa jadi ini adalah teguran agar kita kembali mengingat Allah, memperbaiki akhlak, menjaga lingkungan, dan memperkuat solidaritas sesama manusia,” ujar beliau dalam khutbahnya.
Beliau juga menekankan bahwa hujan adalah rahmat dan salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya. Maka dari itu, seluruh umat Muslim dianjurkan untuk memohon dengan penuh kerendahan hati dan harapan.

Antusiasme Murid: Pembelajaran Iman dan Akhlak
Para murid mengikuti kegiatan ini dengan penuh semangat. Meski sebagian besar dari mereka belum pernah mengikuti Sholat Istisqa sebelumnya, namun mereka melaksanakan ibadah ini dengan serius dan penuh kekhusyukan.
Hafizh, murid kelas XII, mengungkapkan bahwa pengalaman ini membuka matanya tentang pentingnya doa dan ibadah dalam menyikapi bencana.
“Biasanya kami hanya belajar tentang sholat sunnah ini di kelas. Tapi hari ini kami langsung praktik. Rasanya sangat berbeda dan lebih menyentuh hati,” tuturnya.
Bagian dari Pendidikan Karakter dan Kearifan Lokal
Guru Pendidikan Agama Islam, Ranti Melfarisa, S.PdI, M.Pd, menyatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka, yang menekankan pendidikan karakter, spiritualitas, dan budaya lokal.
“Sholat Istisqa ini tidak hanya memenuhi aspek religius, tetapi juga mengajarkan siswa tentang kepedulian sosial dan lingkungan. Mereka belajar bahwa sebagai manusia, kita punya kewajiban untuk berdoa dan juga menjaga alam ciptaan Allah,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi momen untuk memperkenalkan kembali nilai-nilai kearifan lokal, di mana masyarakat Minangkabau dahulu kala juga menggelar doa bersama ketika menghadapi musim kemarau.
Dukungan dan Apresiasi dari Berbagai Pihak
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari seluruh civitas akademika sekolah. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Ibu Rabiatun Adawiah, M.Pd, menyatakan bahwa persiapan kegiatan telah dilakukan sejak beberapa hari sebelumnya, termasuk penataan lapangan, sistem pengeras suara, dan pembagian tugas petugas pelaksana.
“Kami bersyukur pelaksanaan berjalan lancar. Ini semua berkat kerja sama seluruh warga sekolah,” ujarnya.
Kegiatan Sholat Istisqa ini juga mendapat perhatian dari tokoh masyarakat sekitar. Beberapa orang tua murid yang mengetahui kegiatan ini memberikan apresiasi karena sekolah mampu menjadi contoh dalam merespons bencana secara religius dan edukatif.
Doa dan Harapan: Menanti Rahmat Allah
Setelah pelaksanaan sholat dan khutbah, Ustadz Maldison menutup kegiatan dengan doa bersama yang menggugah hati. Seluruh peserta dengan khusyuk menadahkan tangan, berharap agar Allah SWT segera menurunkan hujan yang membawa berkah, menyuburkan tanah, dan menyejukkan hati.
Langit pagi Baso yang cerah saat itu seolah menjadi saksi doa-doa yang melambung dari lapangan sekolah. Tidak sedikit murid dan guru yang tampak terharu, menyadari betapa pentingnya peran doa dan solidaritas dalam menghadapi ujian alam.

Penutup
Kegiatan Sholat Istisqa di SMA Negeri 1 Baso bukan hanya menjadi ibadah massal, tetapi juga penguatan karakter religius, edukasi lingkungan, dan pembinaan kebersamaan antarwarga sekolah. Melalui inisiatif seperti ini, SMA Negeri 1 Baso membuktikan diri sebagai institusi pendidikan yang tidak hanya mengedepankan aspek akademik, tetapi juga nilai spiritual dan kepedulian sosial.
Semoga hujan yang dirindukan segera turun, membawa kesejukan bagi bumi Baso, dan keberkahan bagi seluruh umat.